Empisema
A. konsep dasar medis.
Defenisi
Empesema adalah suatu kelainan anatomik paru yang ditandai oleh pelebaran secara abnormal saluran napas bagian distal broncus terminalis, disertai dengan kerusakan alveoli yang irreversible.
Etiologi
1.rokok
rokok dapat menyebabkan gangguan pergerakan silia, menghabat fungsi magrofag alveolar.
2.polusi
Polusi dapat juga menyebabkan terjadinya empisema apadila ditempat industri yang tinggi.
3. infeksi.
Infeksi saluran pernapasan menyebabkan kerusakan paru lebih berat, penyakit infeksi saluran napas seperti pneumonia, bronchitis akut, asma bronkhiale.
4. faktor ginetik.
Depenisi alpa- 1 anti tripsin cara yang tepat, dan bagaimana dapat menimbulkan empisema belum jelas.
5. obsruksi jalan napas.
Empisema terjadi karena tertutupnya lumen bronkus atau bronkhiolus sehinggah terjadi mekanisme ventil.
Patofisiologi
Empisema paru merupakan suatu pengembangan paru disertai robekan alveolus-alveolus.-irreversible – dan menyeluruh (terlokalisasi)- mengenai sebagian atau seluruh paru.
Mekanisme klinik
demam
berkeringat malam
nyeri pleura
dipsnea
anoreksia
penurunan berat badan.
Penatalaksanaan medis
Tujuan pengobatan adalah untuk mengalirkan cairan dalam kavitas pleura dan mencapai ekspansi paru yang sempurna.
Cairan dialirkan dan diberikan antibiotik yang sesuai berdasarkan organisme penyebab.
Untuk drainase cairan pleura tergantung pada tahap penyakit dan dilakukan dengan:
1. aspirasi jarum ( terosintesis) dengan kateter perkutan yang kecil, jika cairanb tidak terlalu banyak.
2. drainase dada tertutup mengunakan selang inter kosta dengan diameter besar yang disambungkan ke drainase water seal.
3. darinase terbuka dengan cara reseksi iga untuk mengangkat pleura yang mengalami penebalan, pus dan debris serta unuk mengangkat jaringan paru yang sakit dibawahnya.
A.konsep asuhan keperawatan
Pengkajian
Aktivitas/istirahat
Gejala:
dispnea pada saat isrirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
Ketidak mampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi.
Kelehan, kelemahan.
Tanda
gelisa, insomnia.
Kelemhan usus
Keletihan.
Makanan/ cairan
Gejala:
nafsu makan buruk/anoreksia.
Penurunan berat badan
Tanda :
penurunan berat badan
penurunan berat massa otot/lemak subkutan.
Hygiene
Gejala :
Penurunan kemampuan
Tanda:
Kebersihan buruk
Pernapasan
Gejala:
napas pendek ( timbulnya dispnea ).
Batuk hilang timbul.
Faktor keluarga keturunan misalnya: defisiensi alfa-anti tripsin.
Tanda:
pernapasan : biasanya cepat dapat lambat, napas bibir.
Bunyi napas: mungkin redup dengan ekspirasi mengi
Tabuh pada jari-jari.
Seksualitas
Penurunan seksualitas.
Interaksi social
Gejala:
Hubungan ketergantungan
Tanda:
Keterlambatan mobilitas fisik.
Penyuluhan/ penyelangaraan.
Gejala: kesulitan menghentikan merokok
Pertimbangan rencana penanggulangan:
Program terapautik.
Diagnosa keperawatan
1.kerusakan pertukaran gas b/d kerusakan alveoli.
2. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia
3. resikjo tinggi terhadap infeksi b/d proses penyakit kronis.
Intervensi
Diagnosa 1 : KERUSAKAN PERTUKARAN GAS B/D KERUSAKAN ALVEOLI
Intervinsi
1. kaji frekuensi, kedalaman pernapasan.
R/ berguna dalam evaluasi derajat distress pernapasan
2. dorong mengeluarkan sputum
R/ untuk mengetahui kental, tebal, dan banyaknya sekresi sputum.
3. kolaborasi berikan oksegen tambahan yang sesuai dengan indikasi.
R/ dapat memerbaiki/ mencegah memburuknya hipoksia.
Diagnosa 2: PEMENUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN B/D ANOREKSIA
Intervensi
1. kaji kebiasaan diet
R/ untuk mengetahui kebiasaan makan klien
2. dorong klien istirahat semalam 1 jam sebelum dan sesudah makan.
R/ membentu menurunkan kelemahan selama waktu makan.
3. berikan porsi kecil tapi sering.
R/ untuk meningkatkan masukan kalori total.
4. timbang berat badan sesuai dengan indikasi.
R/ untuk menentukan kebutuhan kalori.
5.kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan makanan yang mudah dicerna.
R/ pengunaan energi
Diagnosa 3: RESIKO TINGGI TERHADAP INFEKSI B/D PROSES PENYAKIT KRONIS
Intervensi
1. kaji pentingnya latihan napas.
R/ untuk meningkatkan mobilitas.
2. ajarkan teknis batuk efektif.
R/ untuk menurunkan terjadinya infeksi paru.
3.observasi warna, bau, karakter sputum.
R/ untuk menunjukkan adanya infeksi paru.
4.Bantu pasien tentang pembuangan tisu dan sputum.
R/ mencegah penyebaran pathogen melalui cairan.
5.kolaborasi npemberian antimikrotial.
R/ mengurangi resiko tinggi terjadinya infeksi. Pengkajian sistem pernafasan yang perlu anda ketahui
Jumat, 18 Maret 2011
Kamis, 17 Maret 2011
SCABIES
A.PENGERTIAN SCABIES
Scabies adalah penyakit menular yang d
isebabkan oleh sarcoptes scabiebi variasi homonis, yang penularanya terjadi secara kontak langsung.(mansjoer Arif,1999)
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis.
Penyakit Scabies sering disebut kutu badan. Penyakit ini juga mudah menular dari manusia ke manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita
maupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau Sarcoptesnya.
Scabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkangan. Scabies identik dengan penyakit anak pondok. penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies.
Di dalam terowongan ini, kutu bersarang dan mengeluarkan telurnya. Dalam waktu tujuh sampai 14 hari, telur menetas dan membentuk larva yang dapat berubah menjadi nimfa, selanjutnya terbentuk parasit dewasa. Hal yang paling disukai kutu betina adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, yaitu daerah sekitar sela jari kaki dan tangan, siku, pergelangan tangan, bahu, dan daerah kemaluan. Pada bayi yang memiliki kulit serba tipis, telapak tangan, kaki, muka dan kulit kepala sering diserang kutu tersebut..(Overdoff,david 2002)
B.PENCEGAHAN
Tidak ada vaksin untuk kudis sehingga pencegahan harus dilakukan melalui menghindari infeksi. Seluruh pihak yang berada dekat dengan penderita perlu diobati pada waktu bersamaan, walaupun belum ada gejala. Pakaian, handuk, seprai dan barang-barang yang bersentuhan dengan kulit sebaiknya dicuci dan disetrika untuk mencegah penularan.
A. Cara-cara pencegahan
Lakukan penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas kesehatan tentang cara penularan, diagnosis dini dan cara pengobatan penderita scabies dan orang-orang yang kontak.
B. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya
1) Laporan kepada Dinas Kesehatan setempat: Laporan resmi tidak dilakukan, kelas 5 (lihat tentang laporan penyakit menular).
2) Isolasi: Siswa sekolah atau pekerja yang terinfeksi dilarang masuk ke sekolah dan pekerja sampai dilakukan pengobatan. Penderita yang dirawat di Rumah Sakit diisolasi sampai dengan 24 jam setelah dilakukan pengobatan yang efektif.
3) Disinfeksi serentak: Pakaian dalam dan sprei yang digunakan oleh penderita dalam 48 jam pertama sebelum pengobatan dicuci dengan menggunakan sistem pemanasan pada proses pencucian dan pengeringan, hal ini membunuh kutu dan telur. Tindakan ini tidak dibutuhkan pada infestasi yang berat. Mencuci sprei, sarung bantal dan pakaian pada penderita Norwegian scabies sangat penting karena potensi untuk menularkan sangat tinggi
4) Karantina: Tidak diperlukan
5) Immunisasi kontak: tidak ada
6) Penyelidikan terhadap penderita kontak dan sumber penularan: Temukan penderita yang tidak dilaporkan dan tidak terdeteksi diantara teman dan anggota keluarga; penderita tunggal dalam satu keluarga jarang ditemukan. Berikan pengobatan profilaktik kepada mereka yang kontak kulit ke kulit dengan penderita (anggota keluarga dan kontak seksual)
7) Pengobatan spesifik: Pengobatan pada anak-anak adalah dengan permetrin 5%. Alternatif pengobatan menggunakan gamma benzena hexachloride 1% (lindane dan Kwell® obat ini kontra indikasi untuk bayi yang lahir premature dan pemberiannya harus hati-hati kepada bayi yang berumur <>Crotamiton (Eurax ®); Tetraethylthiuram monosulfide (Tetmosol®, tidak tersedia di AS) dalam 5% larutan diberikan 2 kali sehari; atau menggunakan emulsi benzyl benzoate untuk seluruh badan kecuali kepala dan leher. (Rincian pengobatan bervariasi tergantung dari jenis obat yang digunakan). Pada hari berikutnya setelah pengobatan mandi berendam untuk membersihkan badan, baju dan sprei diganti dengan yang bersih. Rasa gatal mungkin akan tetap ada selama 1 sampai 2 minggu; hal ini jangan dianggap bahwa pengobatan tersebut gagal atau telah terjadi reinfeksi. Pengobatan berlebihan sering terjadi, untuk itu harus dihindari karena dapat menyebabkan keracunan terhadap obat tersebut terutama gamma benzena hexachloride. Sekitar 5% kasus, perlu pengobatan ulang dengan interval 7 – 10 hari jika telur bertahan dengan pengobatan pertama. Lakukkan supervisi ketat terhadap pengobatan, begitu juga mandi yang bersih adalah penting.
C.PENYEBAB
Scabies disebabkan oleh Sarcoptes scabiei, tungau ini berbentuk bundardan mempunyai empat pasang kaki .
Dua pasang kaki dibagian anterior menonjol keluar melewati batas badan dan dua pasang kaki bagian posterior tidak melewati batas badan.
Sarcoptes betina yang berada di lapisan kulit stratum corneumdan lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit. Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakti sarcoptes muda dengan tiga pasang kaki. Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan kulit itu, penderita mengalami rasa gatal, akibatnya penderita menggaruk kulitnya sehingga
terjadi infeksi ektoparasit dan terbentuk kerak berwarna coklat keabuan yang berbau anyir
D.GEJALA
Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah,iritasi dan rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul di sela-sela jari, siku, selangkangan, dan lipatan paha. gejala lain adalah munculnya garis halus yang berwarna kemerahan di bawah kulit Gejala lainnya muncul gelembung berair pada kulit dan dapat menyebar hingga kedaerah perut dan telapak kaki.
E.PENGOBATANNYA
pengobatan scabies dapat dilakukan dengan delousing yakni shower dengan air yang telah dilarutkan bubuk DDT (Diclhoro Diphenyl Trichloroetan). Pengobatan lain adalah dengan mengolesi salep yang mempunyai daya miticid baik dari zat kimia organik maupun non organik pada bagian kulit yang terasa gatal dan kemerahan dan didiamkan selama 10 jam.
Alternatif lain adalah mandi denga sabun sulfur/belerang karena kandungan pada sulfur bersifat antiseptik dan antiparasit, tetapi pemakaian sabun sulfur tidak boleh berlebihan karena membuat kulit menjadi kering. Pengobatan scabies harus dilakukan secara serentak pada daerah yang terserang scabies agar tidak tertular kembali penyakit scabies.pengobatan juga dapat dilakukan kepada semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati termasuk pasangan seksnya.
Scabies adalah penyakit menular yang d
isebabkan oleh sarcoptes scabiebi variasi homonis, yang penularanya terjadi secara kontak langsung.(mansjoer Arif,1999)
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis.
Penyakit Scabies sering disebut kutu badan. Penyakit ini juga mudah menular dari manusia ke manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita
maupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau Sarcoptesnya.
Scabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkangan. Scabies identik dengan penyakit anak pondok. penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies.
Di dalam terowongan ini, kutu bersarang dan mengeluarkan telurnya. Dalam waktu tujuh sampai 14 hari, telur menetas dan membentuk larva yang dapat berubah menjadi nimfa, selanjutnya terbentuk parasit dewasa. Hal yang paling disukai kutu betina adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, yaitu daerah sekitar sela jari kaki dan tangan, siku, pergelangan tangan, bahu, dan daerah kemaluan. Pada bayi yang memiliki kulit serba tipis, telapak tangan, kaki, muka dan kulit kepala sering diserang kutu tersebut..(Overdoff,david 2002)
B.PENCEGAHAN
Tidak ada vaksin untuk kudis sehingga pencegahan harus dilakukan melalui menghindari infeksi. Seluruh pihak yang berada dekat dengan penderita perlu diobati pada waktu bersamaan, walaupun belum ada gejala. Pakaian, handuk, seprai dan barang-barang yang bersentuhan dengan kulit sebaiknya dicuci dan disetrika untuk mencegah penularan.
A. Cara-cara pencegahan
Lakukan penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas kesehatan tentang cara penularan, diagnosis dini dan cara pengobatan penderita scabies dan orang-orang yang kontak.
B. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya
1) Laporan kepada Dinas Kesehatan setempat: Laporan resmi tidak dilakukan, kelas 5 (lihat tentang laporan penyakit menular).
2) Isolasi: Siswa sekolah atau pekerja yang terinfeksi dilarang masuk ke sekolah dan pekerja sampai dilakukan pengobatan. Penderita yang dirawat di Rumah Sakit diisolasi sampai dengan 24 jam setelah dilakukan pengobatan yang efektif.
3) Disinfeksi serentak: Pakaian dalam dan sprei yang digunakan oleh penderita dalam 48 jam pertama sebelum pengobatan dicuci dengan menggunakan sistem pemanasan pada proses pencucian dan pengeringan, hal ini membunuh kutu dan telur. Tindakan ini tidak dibutuhkan pada infestasi yang berat. Mencuci sprei, sarung bantal dan pakaian pada penderita Norwegian scabies sangat penting karena potensi untuk menularkan sangat tinggi
4) Karantina: Tidak diperlukan
5) Immunisasi kontak: tidak ada
6) Penyelidikan terhadap penderita kontak dan sumber penularan: Temukan penderita yang tidak dilaporkan dan tidak terdeteksi diantara teman dan anggota keluarga; penderita tunggal dalam satu keluarga jarang ditemukan. Berikan pengobatan profilaktik kepada mereka yang kontak kulit ke kulit dengan penderita (anggota keluarga dan kontak seksual)
7) Pengobatan spesifik: Pengobatan pada anak-anak adalah dengan permetrin 5%. Alternatif pengobatan menggunakan gamma benzena hexachloride 1% (lindane dan Kwell® obat ini kontra indikasi untuk bayi yang lahir premature dan pemberiannya harus hati-hati kepada bayi yang berumur <>Crotamiton (Eurax ®); Tetraethylthiuram monosulfide (Tetmosol®, tidak tersedia di AS) dalam 5% larutan diberikan 2 kali sehari; atau menggunakan emulsi benzyl benzoate untuk seluruh badan kecuali kepala dan leher. (Rincian pengobatan bervariasi tergantung dari jenis obat yang digunakan). Pada hari berikutnya setelah pengobatan mandi berendam untuk membersihkan badan, baju dan sprei diganti dengan yang bersih. Rasa gatal mungkin akan tetap ada selama 1 sampai 2 minggu; hal ini jangan dianggap bahwa pengobatan tersebut gagal atau telah terjadi reinfeksi. Pengobatan berlebihan sering terjadi, untuk itu harus dihindari karena dapat menyebabkan keracunan terhadap obat tersebut terutama gamma benzena hexachloride. Sekitar 5% kasus, perlu pengobatan ulang dengan interval 7 – 10 hari jika telur bertahan dengan pengobatan pertama. Lakukkan supervisi ketat terhadap pengobatan, begitu juga mandi yang bersih adalah penting.
C.PENYEBAB
Scabies disebabkan oleh Sarcoptes scabiei, tungau ini berbentuk bundardan mempunyai empat pasang kaki .
Dua pasang kaki dibagian anterior menonjol keluar melewati batas badan dan dua pasang kaki bagian posterior tidak melewati batas badan.
Sarcoptes betina yang berada di lapisan kulit stratum corneumdan lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit. Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakti sarcoptes muda dengan tiga pasang kaki. Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan kulit itu, penderita mengalami rasa gatal, akibatnya penderita menggaruk kulitnya sehingga
terjadi infeksi ektoparasit dan terbentuk kerak berwarna coklat keabuan yang berbau anyir
D.GEJALA
Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah,iritasi dan rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul di sela-sela jari, siku, selangkangan, dan lipatan paha. gejala lain adalah munculnya garis halus yang berwarna kemerahan di bawah kulit Gejala lainnya muncul gelembung berair pada kulit dan dapat menyebar hingga kedaerah perut dan telapak kaki.
E.PENGOBATANNYA
pengobatan scabies dapat dilakukan dengan delousing yakni shower dengan air yang telah dilarutkan bubuk DDT (Diclhoro Diphenyl Trichloroetan). Pengobatan lain adalah dengan mengolesi salep yang mempunyai daya miticid baik dari zat kimia organik maupun non organik pada bagian kulit yang terasa gatal dan kemerahan dan didiamkan selama 10 jam.
Alternatif lain adalah mandi denga sabun sulfur/belerang karena kandungan pada sulfur bersifat antiseptik dan antiparasit, tetapi pemakaian sabun sulfur tidak boleh berlebihan karena membuat kulit menjadi kering. Pengobatan scabies harus dilakukan secara serentak pada daerah yang terserang scabies agar tidak tertular kembali penyakit scabies.pengobatan juga dapat dilakukan kepada semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati termasuk pasangan seksnya.
Langganan:
Postingan (Atom)